Selasa, 20 Maret 2012

Akal Bulus Si Bebek

SALAM FANS DUCATI JB ROSSI

Hallo hallo brotherhood semua, berikut ini srondol tukang ngarit akan konsen membahas akal-akalan HRC demi menjaga titel. Sebenarnya, srondol ga perduli si bebek mau ngulik lick seperti apa, KARNA MEMANG ITU CIRI KHAS si bebek... Tapi akal bulus si bebek selalu MEMILIKI NIAT untuk mengebiri Valentino Rossi, dan Ducati tentunya yang menjadi singgahan baru the doctor. Valentino benar-benar bikin GALAU si bebek, meskipun mereka punya pembalap nomor 1, KATANYA SIH.... << lah Ndol, kan race number si kurri-kurri emang #1. Loh itu penting toh mas bro? Perasaan rider yang LANGGANAN juara ga heboh-heboh amat tuh ame #1, weks. Bentar lagi juga BAKAL NONGOL tuh pembalap dengan nmr #27 :p. Ok, lanjut ke isi....
-------------------------------------
Sperti kita ketahui, bahwa ada tiga isi utama proposal yg dilayangkan pabrikan (MSMA) kepada Dorna selaku pemilik sirkus MotoGP. Ada pendapat menarik yg dilontarkan Shuhei Nakamoto tentang adanya regulasi ECU standard dan Pembatasan RPM. 3 isi proposal MSMA kepada Dorna/FIM:
  1. Jangan ada regulasi perubahan Radikal, seperti rubah berat minimal mendadak --> suara Honda & Yamaha
  2. Hapuskan wacana pembekuan Pengembangan --> suara Yamaha
  3. Tidak Setuju Pembatasan RPM (Ducati) dan Pembatasan ECU (Honda)
Kisah lengkapnya dapat disimak di GBHM 2013.

Lihat dan perhatikan baik2 bagaimana Silat Lidah Shuhei Nakamoto yang "Dengan Diktator" menolak Pembatasan ECU dan sangat mendua dengan Pembatasan Putaran Mesin (RPM)!

Shuhei Nakamoto Interview: On CRT, Spec ECUs and Cost-Cutting in MotoGP
http://www.motomatters.com/interview...t_spec_ec.html

MotoMatters.com spoke to HRC Vice President Shuhei Nakamoto about how Honda views these proposals, and whether he believes they will cut costs. As the leading manufacturer in the MSMA, the association representing the factories in MotoGP, Honda has a powerful voice in the negotiations, and in the past has been nstrumental
in pushing through rule changes. Now that the MSMA appears to have lost its monopoly on writing the technical regulations for MotoGP, Nakamoto, along with the other factory bosses, is having to offer counterproposals to the suggestions put forward by Dorna boss Carmelo Ezpeleta.

[Motomatters.com berbicara pada Wakil presiden HRC, Shuhei Nakamoto tentang pandangannya terhadap proposal tsb, dan apakah mereka kepercayaan bahwa proposal tsb akan memotong biaya. Sebagai pemimpin pabrikan di MSMA, asosiasi yg mewakili pabrikan2 di motoGP, Honda memiliki suara yg kuat dalam negosiasi, dan di masa lalu telah dijadikan sebagai alat untuk memaksakan "kehendak" dalam merubah regulasi. Sekarang MSMA terlihat kehilangan monopolinya dalam menulis regulasi tehnik motoGP, Nakamoto, bersama dgn pimpinan pabrikan lain, bisa menyodorkan proposal sanggahan bagi proposal yang diajukan Bos Dorna, Ezpelata]

--- Proposal yg melawan keinginan Ezpelata adl yg 3 yg di atas. Disebut HRC yg dahulu suka memaksakan kehendak seakan2 kehilangan taring dan dominasinya di hadapan Ezpelata saat ini.

But the idea of having constructors build chassis and factories build engines, following the practice common in Formula One, would not work, Nakamoto warned. "This is impossible," Nakamoto said. "In F1, 80% of the machine performance is decided by aerodynamics. Everyone focuses on having very good aerodynamics performance, not just downforce, but other aero characteristics as well. Once they have good aero performance machine, 80% of machine performance is decided," the HRC boss explained. "But motorcycle is different. Aerodynamics is maybe less than 5% of machine performance. On a motorcycle, the most important thing is the chassis, the swingarm. To make a very good chassis, you need a lot of experience. For the constructor, they can make an average level of chassis, but I think it will be very difficult to make a competitive machine," he added.

[Tapi ide menggunakan chassis buatan konstruktor (sebutlah Team satelit F-1) dan mesin buatan pabrik, seperti yg biasa terjadi di F-1, tidak akan bekerja, Nakamoto memperingatkan. "Ini tdk mungkin," kata Shuhei. "Di F-1, 80% Performa mesin ditentukan oleh "Paket" aerodinamik. Semua orang fokus utk memiliki performa erodinamik yg sangat bagus, bukan hanya gaya tekan ke bawah, tetapi juga semua aspek karakteristik aerodinamik. Begitu mereka (team satelit F-1) memiliki mesin dengan performa aerodinamik yang bagus, 80% dari performa mesin sudah di tangan," Jelas Nakamoto. "Tapi di motor sangat berbeda. Aerodinamika motor mungkin kurang dari 5% dari performa mesin. Di sebuah motor "balap", yang paling penting adalah sasis dan swing arm. Utk membuat sasis yang sangat bagus, anda butuh banyak pengalaman. Untuk team CRT, mereka bisa membuat sasis dengan level rata-rata, tapi sangat sulit bin mustahil untuk membuat sebuah mesin yang kompetitif," tambah shuhei]

So it would possible for a constructor to get to maybe 90% of the performance of a factory prototype, but the really difficult part, the final 10%, would only be possible for manufacturers?

[Jadi sangat mungkin bagi sebuah team CRT utk memperoleh mungkin 90% dari performa mesin prototipe pabrikan, tapi bagian yg benar-benar sulit adalah 10% sisanya, (karena) hanya mungkin bagi Pabrikan?]

"Yes," Nakamoto replied. "But even manufacturers are struggling to find the last 10%.

[Ya, betul, jawab Nakamoto. Bahkan seringkali Pabrikan juga kesulitan untuk menemukan 10% sisa "performa maksimal" tsb]

--- Nakamoto yg memang pernah memegang BAR HONDA F-1, yakin bahwa performa F-1 (yg lebih mengutamakan paket aerodinamika utk memaksimalkan mesin) berbeda dgn MotoGP yg lebih mengutamakan Sasis (katakanlah 90%) dan Mesin (katakanlah 10%) itu sendiri. Mesin di sini juga termasuk segala Elektronik bin TC Robotik yg dibenamkan didalamnya.

Pendapat Tegas Nakamoto tentang Menolak ECU
Nakamoto was steadfast in his opposition to imposing standard electronics, repeating his opinion that without the ability to develop electronic strategies, the factories would lose interest in the MotoGP series. "My position on this has not changed," Nakamoto emphasized, while pointing out that at the same time, they were sympathetic towards attempts to cut costs in the series. "Of course we understand Carmelo's concerns about costs," the HRC added.

[Nakamoto dengan tegas dan tekad bulat menolak regulasi ECU standard, mengulang opininya bahwa tanpa kemampuan strategis utk mengengambangkan TC Robotik, pabrikan akan kehilangan minat di seri motoGP. "Posisi saya terhadap ini (menolak ECU standard) tetap tidak berubah," tegas Nakamoto, yg disaat bersamaan, menunjukkan simpati terhadap rencana pemotongan biaya balap. "Tentu saja kami mengerti konsen Ezpelata tentang biaya," tambah Shuhei]

--- Jelas sekali nakamoto menolak mentah2 rencana standard ECU yg dicanangkan, dan mengancam tidk ikutan motoGP jika hal ini diberlakukan. Hehehe.. bagaimana tdk menolak, andalah honda saat ini adl TC Asimo yg paling canggih (bukan rider, ingat, sekali lagi bukan rider ya fans boy #1 << wkwkwkwk), kalau gak dipakai ya sayang amat... lagian pembalap andalannya sangat bergantung pada TC Robotik ini. Dan dari pendapatnya seakan-akan bersimpati pada Dorna utk mencari cara lain guna penghematan biaya, POKOKE JANGAN ECU STANDARD, HARUS TC ROBOTIK!! TITIK!! 

Pendapat Mendua Nakamoto Tentang Pembatasan RPM
A rev limit, on the other hand, was something that Honda would be perfectly happy to live with. "Something like a rev limit, we are happy with, because this we can police. Every machine has a data logger, and we can check, like in Moto2 now." The solution to cutting costs in MotoGP was not merely to impose a rev limit and spec ECU, however, and it was up to the manufacturers to come up with proposals to help cut costs. "We have to think a little bit more," Nakamoto said. "Just imposing only an ECU & only a rev limit will not make big cost savings."

[Sebuah pembatasan RPM, disisi lain, adl sesuatu yg Honda bisa sangat senang jika dilakukan. "Sesuatu seperti pembatasan RPM, kami akan sangat senang, karena hal ini bisa kita urus/bicarakan. Setiap mesin mempunyai data logger, dan kami bisa mengecek, seperti di Moto2 sekarang (pembatasan RPM mesin). "Solusi utk memotong biaya di motoGP bukan hanya berdasarkan pada pembatasan RPM mesin dan Standard ECU, bagaimanapun, dan ini tergantung pada pabrikan utk datang "ke dorna" membawa proposal utk menolong pemotongan biaya. "Kami akan "membantu" berpikir lebih jauh," kata nakamoto. "Hanya memaksakan standard ECU & pembatasan RPM mesin tidak akan membuat penghematan yg besar]

--- Hahaha... honda akan senang dan bisa hidup (terima) dgn pembatasan RPM, seperti yg terjadi di Moto2. Tapi pura2 menunjukkan simpati pada Ducati dgn mengatakan pembatasan ECU & RPM tidak akan membuat penghematan besar. Jelaslah, honda hanya bisa 16300RPM karena boros BBM, Sementara Ducati bisa 18000RPM. Cuma secara langsung
Honda mengatakan bahwa kalau RPM dibatasi HRC setuju-setuju saja!! asal jangan pembatasan ECU TC Robotik!!

GP12 Displacement
http://ducatiblog.net/ducati-corse/3...2-displacement

Honda cuma mentok 16300RPM Desmosedici bisa 18000RPM....

The GP12 presented on facebook
http://www.gpone.com/index.php/en/20...-mondiale.html

I can also say that we are using the maximum displacement available, so our bike is a true 1000cc
[saya juga mengatakan bahwa kami menggunakan maksimal kapasitas yg diperbolehkan, jadi motor kami benar2 1000cc]

Bagaimana Rasanya beda 2000RPM? dan Juga unggul 90cc?
Berikut artikel saat Ducati tahun 2007 unggul 2000RPM dibanding pabrikan jepang yg masih pakai Pegas, dan kejadian itu berulang kembali di 2012 (Dejavu), dimana Ducati kembali unggul 2000RPM dibanding motor Jepang yang takut nggak finish kalau pasang pneumatik di RPM lebih dari 16300RPM. Inilah puzle-puzle yg harus kita susun satu per satu utk mengetahui performa sesungguhnya Ducati dan pabrikan-pabrikan Jepang... Unggul >20dk dari 2000an RPM, pastilah akan dimanfaatkan oleh Rossi, ala unggul jauh dgn RCV211... Jangan heran gaya mengendara Rossi sudah disesuaikan
dgn Gaya Monyet MenGelendot untuk memaksimalkan kelebihan tenaga... Gaya Super TiTo yg legendaris nantinya!! Apalagi hanya Ducati yang dipastikan menggunakan kapasitas 1000cc karena iritnya desmodromic...

Hiduplah dengan mimpi... hakuna matata.. Jangan khawatir karena Phoenix sudah enak rasa front-endnya!! Bacalah kisah kesuksesan stoner 2007 yang unggul 2000RPM (25 daya kuda), lihatlah kembali gaya super TiTo yang sudah dimiliki Rossi.... hakuna matata... Jgn khawatir, biarlah sisanya JB Rossi yang membuktikan!


Satu kata penutup tentang plin-plan-nya si bebek.
Tau ga sih bok, kita-kita ityu sebenernya juga ikyut mikirin cara ngirit biaya loh bok... Salah satyu ide kita-kita ya bolehlah membatasi RPM... Tapi ya bok, jangan atuh bok kalau membatasi TC robot... Kalau itu kita-kita mending ga ikyut lagi balap MotoGP ya bok. Mending kita-kita nungging-nungging (main kuda-kudaan, red) ama main pramukya yah bok...
(niru gaya master bemo di kaskus...)

Shame on you bebek... M U N A F I K

Nih, liat artikel unggulnya Ducati dengan +2000RPM dari bebek Yakuza.
Akal Bulus HRC MotoGP

3 komentar:

  1. honda cabut dari motogp karna kepunyaan dorna, pindah wsbk juga kepunyaan honda, dan teknologi motogp yg mahal gk bisa diaplikasikan ke produk massal, emank ada yg mau beli gearbox yg hrganya mahal yg katanya lbh mahal dari gigi sumiati. Mau gak mau honda ikut kejuaraan dorna, kalo gak mau ya pindah indoprix aja,

    BalasHapus
  2. sekarang sudah kelihatan unggulnya ducati, rpm lebih tinggi 2000RPM eh Kapasitas unggul >80cc wuih.. makin mantab aja deh Ducati.

    pantesan ada gaya super TiTo utk menaklukkan kedahsyatan motor ini.

    BalasHapus
  3. 1."KURA KURA BOY" jagoan karbitan merupakan pembalap yang paling vokal menentang kebijakan CRT.soalnya sob dia telah menemukan motor yang sudah dia impikan selama ini TC yang hebat yaitu TC Asimo miliknya honda dan memang TC Asimo honda itu kan yg paling canggih.

    2.kl honda mau cabut dari MOTOGP itu gertak aja sob.lagian buat apa ada insinyur hebat di HRC kl ngk bisa menemukan solusinya.tapi kalau mau cabut masih ada yg mau siap ganti posisinya semacam suzuki ama kawasaki .

    3.Pembatasan RPM.yah mending HRC balapan aja sendirian biar yang lain buat kejuaraan sendiri tanpa HRC kan adil.

    dan kalo saya liat ulasan sob MOTO GP sudah kembali kepada keseimbangan semula.

    jadi semua motor punya kekurangan dan kelebihannya

    *** NUMERO UNO ROSSI ***

    BalasHapus